Monday, April 22, 2013

Ikan hiu

Karya animasi pertama Anja (5,5tahun)

Sebenarnya banyak karya anja yg mengandung cerita..
tapi baru kali ini dibuat animasi...
ceritanya ada ikan hiu yg sedang memakan ikan kecil..
setelah kenyang, ikan hiunya bermain dengan temannya..


Sunday, April 14, 2013

Si kecil hobi membongkar isi laci?




Menjelang usia setahun, baby zahra suka banget membongkar isi laci, tas, toples atau apa aja yg bisa dia keluarkan isinya...

Ternyata saat ini memang fasenya begitu ^_^
Setelah googling, ada artikelnya di ayah bunda..
Berikut kutipannya :

Hobi barunya membuat semua jadi berantakan. Balita Mengguncang dan menuang apa saja yang bisa dituang. Setelah menuang seluruh isinya, dia pun mulai memasukkannya lagi ke dalam kotak, kemudian menumpahkannya lagi. Meski menjengkelkan fase yang biasanya terjadi saat di usia 12-18 bulan ini penting untuk balita. Fase perkembangan yang disebut oleh para psikolog sebagai “fase kosongkan”  ini merupakan fase penting karena:

•  Anak belajar tentang obyek permanen yaitu tentang ada dan tidak ada sementara.
•  Anak belajar sebab akibat sederhana; kaleng diguncang, ada bunyi di dalamnya.
•  Anak mengembangkan kekuatan otot lengan dan keseimbangan tubuh.

Berikut beberapa hal ini penting yang bisa Anda lakukan agar rumah tidak berantakan dan Anda pun terhindar dari rasa kesal:
  • Kunci semua laci dan letakkan kotak perkakas di tempat yang sulit dijangkau anak. Perhatikan juga lemari dapur karena ini juga merupakan wilayah yang disukai anak-anak. Panci, wajan, kukusan, akan dikeluarkan dari dalam lemari, diisi sendok dan garpu kemudian diguncang. 
  • Rapatkan penutup toples makanan. Toples kaca umumnya cukup berat untuk diguncang oleh anak.  Jika merasa frustasi tak sanggup mengguncang toples, anak akan membantingnya. Tentu saja ini berbahaya bila toples pecah. Pindahkan makanan kecil ke dalam toples plastik dan rapatkan penutupnya agar ketika diguncang isinya tidak berhamburan. 
  • Sediakan kotak atau ember kecil serta bola warna-warni. Letakkan bola-bola itu di dalam kotak atau ember dan ajarkan anak mengeluarkan bola dengan cara mengguncangnya.  Bola yang berhamburan keluar dari wadahnya akan membuat anak kegirangan. Kegiatan mengguncang ini akan menguatkan otot lengan dan tangan serta meningkatkan kordinasi bilateral. 
  • Ajarkan memilah dan mengguncang. Pilih bola-bola merah dan masukkan ke dalam salah satu kardus. Sisihkan yang berwarna kuning lalu masukkan ke dalam ember kecil. Minta anak untuk mengguncang kardus bola merah. Setelah bola merah berhamburan, minta anak mengguncang ember berisi bola kuning. Permainan ini mengajarkan anak mengenal warna. Berteriaklah “Horeee,” ketika anak berhasil mengguncang kardus atau ember hingga isinya keluar. 
  • Ajak anak mengembalikan barang ke tempatnya. Setelah mengguncang dan mengosongkan isinya, ajak anak belajar memasukkan kembali isinya. Ini merupakan langkah awal Anda mengajarnya menyimpan kembali mainannya sendiri. 
  • Hitung dan guncang. Manfaatkan kesenangan baru ini untuk mengenalkannya pada bilangan. Saat anak memasukkan bola ke dalam kadus, mulailah menghitung. Setelah selesai, ucapkan jumlah bola yang berada di dalam kardus. “Kocok sepuluh bola!” Kemudian biarkan anakm engguncangnya. Setelah itu ajak dia memasukkan kembali bolanya sambil mengajaknya menghitung. 
  • Manfaatkan  air. Ajak anak bermain guncang, tuang dan isi saat dia mandi. Sediakan botol-botol kecil bekas shampo atau sabun cair, minta anak mengisinya dengan air, kemudian mengguncang dan mengosongkan isinya. Anak akan belajar membedakan bunyi benda-benda yang diguncang. Acara mandi pun akan lebih menyenangkan. 
  • Berikan rambu. Misalnya, pastikan semua barang atau mainan yang dia keluarkan harus dikembalikan lagi ke tempatnya. Umumnya anak di usia ini seringkali malas membereskan dan cenderung meninggalkan “hasil karya”nya dan beralih mencari “korban” berikutnya untuk diguncang dan dituang. Ketegasan Anda dibutuhkan di sini. Lagipula ada baiknya jika anak sudah diajar disiplin sejak dini. (me)

Saturday, April 13, 2013

Stok Bahan Motif Sprei Waterproof

Lihatlah kasur yg sering terkena ompol atau tumpahan air minum si kecil. Selain bisa menimbulkan banyak noda di matras kasur, keseringan terkena cairan (ompol, keringat, haid, tumpahan makanan atau minuman) bisa menyebabkan peer spring bed jadi karatan.

Tapi kini ayah dan bunda gak perlu khawatir lagi karena kasur yang mahal kena ompol, muntahan baby atau tumpahan minuman si kecil. Karena saya menyediakan sprei tahan air (sprei waterproof).
Sprei terbuat dari bahan import Korea, bahannya lembut, tidak panas, tidak berisik dan mudah dibersihkan. Apabila sprei terkena air, dijamin air tidak akan tembus kedalam kasur..
airnya hanya akan tergenang seperti air diatas daun,karena ada lapisan karet dibagian bawah..
Jadi cukup dilap saja.. jika ada noda sedikit, cukup dilap pake lap basah saja.

Perawatannya pun sangat mudah, sprei hanya perlu direndam dengan deterjen (jangan dimasukkan mesin cuci) trus dibilas hingga bersih, kemudian cukup diangin2anginnkan saja. JANGAN dijemur dibawah sinar matahari langsung.
Pesan sekarang juga, silahkan bermain sepuasnya dengan anak di atas tempat tidur tanpa perlu khawatir lagi. Dan kasur anda pun terbebas dari bau ompol dan jamur.
NB :
- karena perputaran sangat cepat, untuk ketersediaan warna mohon di konfirmasi dulu.
- GRATIS tas cantik dan stiker Cara Perawatan Sprei Waterproof

PERINGATAN :
Hati-Hati!!! Sudah beredar sprei waterproof serupa tapi tak sama, dengan kualitas yang jauh berbeda.

Salam,
Zilah Kris
Segera dapatkan sprei waterproof
terima reseller tanpa minimum order
phone : 0857 1515 7557
pin bb 293EA94C
http://tumbuhkembangbalita.blogspot.com
Anggota terverifikasi Recomended Online Shop
Ym atau email : zilah.kris@yahoo.com
Website : http://tumbuhkembangbalita.com
















































Manfaat dibalik corat coret si kecil

Apakah si kecil sedang hobi corat-coret?
Sepertinya spidol,pulpen, pensil atau crayon tak pernah lepas dari tangan mungilnya.
Surat kabar baru yang tergeletak di meja, jadi “korban” corat-coretnya.
Dinding putih rumah juga jadi sasaran aksi corat-coret si batita itu.
Kain sprei pun tak lepas dari coretannya.
Sebal, kesal, mau marah? Sabar dulu.
Corat-coret ternyata merupakan salah satu perkembangan yang memang harus dilalui anak-anak balita (ini berarti termasuk sang buah hati lho).
Ketika memasuki usia 1 tahun, anak tengah mengembangkan keterampilan menjimpit (memegang dengan ibu jari dan telunjuk).
Karena itulah ia senang memegang benda-benda kecil, termasuk alat tulis (krayon, spidol, pensil dan lain-lain).
Nah, berbekal keterampilan menjimpit sekaligus keinginannya untuk mengeksplorasi lingkungan, jadilah si batita kerap mencorat-coret dimana saja. Tidak hanya di kertas tapi juga di dinding, meja, baju atau benda apapun yang dirasa menarik untuk dicorat-coret.
Jadi apa yang harus kita lakukan?
*Siapkan Ruang Corat-Coret*
Ada beberapa trik untuk menghadapi aksi corat-coret ini sehingga kreativitas anak tak terhambat, ibu bapak pun tetap senang :
*1.  Tahan emosi.*
Seberapa pun buruk keliatannya coretan itu, mohon untuk tetap menahan emosi. Bahkan saat si kecil kedapatan mencorat-coret ruang tamu yang baru saja dicat untuk menyambut hari lebaran ini.
Marah hanya akan menyakiti perasaan anak dan dapat membatasi kreatifitasnya. Langkah paling bijaksana adalah memberinya pengertian bahwa corat-coret bisa dilakukan, tapi bukan di dinding, lemari, atau seprei melainkan di kertas/buku gambar. Berikan ia fasilitas tersebut.
*2.  Ruang/bidang khusus untuk menyalurkan aktifitas corat-coret.*
Sungguh bijak bila anda bersedia “mengorbankan” satu bidang dinding untuk anak menjalankan aksi corat-coretnya. Misal, dinding di ruang bermainnya/ kamarnya atau tempat lain yang tersembunyi. Atau bila anda malas karena harus mencat ulang, coba lapisi dinding tersebut dengan kertas putih. Lalu tekankan pada si kecil bahwa ia boleh menggambar apa saja di dinding itu, tapi tidak di dinding yang lain. Berikan penghargaan ketika anak mematuhi kesepakatan dengan acungan jempol atau ciuman hangat.
*3.  Libatkan anak membersihkan dinding*
Ketika anak terlanjur mencorat-coret dinding (yang tidak sesuai dengan kesepakatan), libatkan ia saat membersihkannya. Berikan si kecil lap basah sendiri dan tunjukkan bagaimana cara menghapus coretan itu. Terkait dengan ini jangan gunakan bahan kimia karena dapat membahayakan anak. Berikan pengertian pada sang buah hati ketika tembok dicorat-coret, untuk membersihkannya membutuhkan waktu, biaya dan tenaga.
*4.  Berikan penghargaan pada hasil coretannya. *
Seberapa pun awut–awutan hasil coretannya, anak tetap perlu penghargaan. Kumpulkan tempel hasil kreasinya itu di dinding ruang tamu dan minta ia menceritakan tentang coretannya itu. “Ceritakan pada bunda, gambar yang barusan Adik buat.”
Komentar positif akan membuat anak merasa bangga sehingga kelak dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya.
*5.  Siapkan waktu khusus untuk menggambar.*
Menyediakan waktu khusus untuk menggambar, misalnya 1-2 jam setiap minggu dapat membuat anak mempunyai kesempatan menyalurkan bakat artistiknya.
*6.  Pahami perkembangan keterampilan corat-coret anak.*
Anak usia 1-2 tahun umumnya baru mampu mencoret garis dengan bentuk yang tak beraturan. Namun ia sudah bisa menceritakan apa yang digambarnya. Bisa jadi bentuk yang tidak beraturan itu disebut sebagai kucing dirumahnya.
Memasuki usia 2-3 tahun anak sudah mampu membentuk lingkaran dan membuat pola yang berulang. Anak pun menjadi semakin kreatif dan memiliki imajinasi yang lebih baik.
Dengan memahami perkembangan si batita setidaknya kita dapat lebih menghargai “benang kusutnya” sebagai sebuah karya bukan hanya sekedar coretan belaka.
*Motorik Halus Sampai Kreatifitas  *
Nah, sekarang sudah siap untuk lebih membebaskan si kecil corat-coret bukan?
Banyak manfaat yang dapat dipetik sang buah hati dari aktifitas ini lho, seperti:
*1.  Perkembangan motorik.*
Khususnya adalah motorik halus. Keterampilan corat-coret ini kelak menjadi dasar bagi anak untuk mengembangkan keterampilan menulis, menyisir rambut, memegang sikat gigi, menggunakan sendok dan lain-lain.
*2. Perkembangan kognitif dan bahasa.*
Umumnya anak berusia 2 tahun  dengan keterampilan berbahasa yang dimiliki, sudah mampu menceritakan corat-coret kreasinya. Dengan demikian anak sekaligus mengembangkan keterampilan kognitif dan bahasanya. Jangan kaget, umumnya anak akan menceritakan imajinasinya dengan gamblang. Bisa jadi bentuk segitiga yang dibuatnya, menurutnya adalah Winnie the pooh, tokoh kartun kesayangannya.
Biarkan anak menceritakan apa yang ada digambarnya. Ini sekaligus upaya mengembangkan keterampilan bahasanya.
Jangan sekalipun mematahkan pendapatnya karena dapat menghambat kreatifitas anak. Tak hanya itu, ketika sedang mencoretkan krayon atau spidolnya, anak juga dapat ditanyakan perihal warna krayon atau spidol yang digunakan. Dengan demikian anak sudah mengembangkan pengetahuannya tentang warna.
*3.  Perkembangan sosial emosional.*
Mencorat-coret juga dapat dijadikan media untuk mengembangkan emosi anak. Bisa jadi ketika anak diminta menceritakan hasil coretan, ia akan menceritakan bahwa itu gambar ibunya yang sedang marah karena dirinya tidak meletakkan baju kotor pada tempatnya. Pada situasi ini, aktifitas corat-coret dapat menjadi media penyaluran emosinya atas kekecewaan dirinya setelah dimarahi ibu.
Tak hanya keterampilan kognitif, bahas dan sosial emosional, aktifitas corat-coret juga mengembangkan kemandirian dan percaya diri anak. Ketika anak sedang mencorat-coret dengan krayon atau pensil warna dirinya harus mampu mengambil keputusan warna yang akan dipilih. Ini merupakan stimulasi bagi anak untuk mengembangkan kemandirian dan rasa percaya dirinya kelak.
Nah, siap mengembangkan kreatifitas corat-coret sang buah hati? (Nakita)
Salam,
Zilah Kris