Monday, February 23, 2015

Anak Otak Kanan yang bermasalah dengan sekolahnya

Para orang tua yang berbahagia....banyak sekali anak-anak yang sulit mengikuti pelajaran di sekolah...., jika hal ini terjadi bisa jadi anak anda adalah anak yang lebih dominan otak kanannya.

Apa sih anak otak kanan, ya seorang anak yang mendapatkan berkah dari Tuhan memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pencipta dan penemu hal-hal baru di dunia ini baik dalam bidang seni ataupun bidang sains.

Berdasarkan penelitian anak yang cenderung berotak kanan adalah anak yang otak belahan kanannya lebih dominan dalam berpikir ketimbang belahan otak kirinya. Dan Roger Sperry seorang peneliti otak menemukan bahwa otak manusia bagian berpikir tingkat tinggi terbagi ke dalam 2 belahan yakni belahan kiri dan belahan kanan sesuai letak posisi tangan kita. Masing-masing orang memiliki kecenderungan dominan yang berbeda dalam berpikir. Dari kedua belahan tersebut ada anak yang lebih dominan menggunakan otak kanan, ada yang seimbang tapi ada juga yang lebih dominan otak kiri.

Jika anda tidak percaya bahwa otak memiliki kecenderungan dominan bereaksi, mari kita lakukan test bersama, begini caranya... coba angkat kedua tangan anda.... kemudian goyang-goyangkan dan lemaskan jemari-jemari tangan anda...., lalu kemudian pertemukan jemari tangan kanan dengan jemari tangan kiri sehingga persis dalam posisi orang yang hendak berdoa atau memohon. Nah setelah jemari anda saling menggenggam coba lihat posisi ibu jari yang berada paling atas....apakah ibu jari tangan kiri atau ibu jari tangan kanan...? Jika ibu jari kiri yang di atas maka anda adalah dominan otak kiri dan sebaliknya.

Lalu lakukan test ini pada orang lain baik keluarga, anak-anak atau teman-teman kita, lakukan hal yang sama...., perhatikan apakah hasilnya sama pada setiap orang... Jika tidak itulah cara sederhana untuk membuktikan bahwa otak kita memiliki kecederungan yang berbeda dalam berpikir.

Nah mengapa sering kali banyak anak yang bermasalah dengan belajar di sekolah...., karena berdasarkan penelitian ternyata kebanyakan sistem belajar mengajar di sekolah masih menggunakan pola dan cara yang dominan otak kiri. Sementara otak kanan dan otak kiri manusia memiliki perbedaan cara kerja yang sangat jauh dan bahkan saling bertentangan, atau mungkin lebih tepatnya otak kanan dan kiri ada untuk saling melengkapi kekurangan masing-masing.

Namun sayangnya hal ini tidak banyak diketahui oleh para orang tua dan guru di sekolah. Sehingga anak-anak yang seharusnya lahir sebagai para pencipta, desainer, seniman dan ilmuan, mereka semua malah dianggap anak-anak yang gagal. Padahal mereka hanyalah anak-anak yang membutuhkan pendekatan cara belajar otak kanan saja. (di jelaskan dalam buku The Right Brain Child in Left Brain World, by Jefrey Fred & Laurie Parson, Penerbit Karisma-edisi terjemahan)

Prilaku mereka yang sering dianggap bermasalah justru sebenarnya adalah prilaku khas yang dimiliki oleh seorang anak yang dominan otak kanannya, kita dapat mengenali prilaku ini dengan cepat dan mudah... ya tentunya jika kita merasa bahwa anak-anak kita adalah wakil-wakil dari keinginan Tuhannya dan bukan wakil-wakil dari keinginan kita.

sumber : Ayah edy

Anak anak Ber Otak Kanan Di Dunia Ber Otak Kiri

MUNGKIN ANAKKU BUKAN BODOH ATAU NAKAL ? MELAINKAN HANYA DOMINAN OTAK KANANNYA

Haruskah anak-anak kita menjadi korban dan teraniaya karena ketidak tahuan kita ? Tolong baca artikel ini sampai akhir dan tuntas.

Para orang tua yang berbahagia, suatu hari saya pernah kedatangan orang tua yang mengeluhkan anaknya yang disekolahnya tidak pernah bisa menyelesaikan tugas gurunya dengan tepat waktu, bila ujian iapun tidak mampu untuk menyelesaikannya, atau diselesaikan tapi melompat-lompat. Saya khawatir sekali jika dia nanti jadi anak gagal....lalu ibu ini terdiam tidak melanjutkan kata-katanya.

Kami berusaha untuk menenangkan sang ibu, lalu kami jelaskan bahwa menurut pengalaman kami, anak tidak bisa menyelesaikan tugas disekolah dapat disebabkan oleh beberapa hal: pertama adalah karena si anak mengalami kesulitan dalam memahami tugas yang diberikan gurunya karena gurunya kurang sabar menjelaskannya.

Kemungkinan kedua adalah karena si anak memiliki kecenderungan berpikir dengan menggunakan otak kanannya. Apa artinya.... ya seorang anak otak kanan adalah anak yang mendapatkan berkah dari Tuhan memiliki kemampuan untuk menjadi orang-orang kreatif yang mungkin berprofesi dibidang seni ataupun sains.

Dalam kasus ini seorang anak yang lebih dominan otak kanannya, pada saat berpikir dia lebih banyak mengunakan kemampuan kreatif dan seninya, oleh karena kemampuan seni yang utama maka pekerjaannya sangat tergantung pada inspirasi dan ketenangan jiwanya, semakin tenang maka semakin cepat ia menyelesaikannya. Seorang seniman lukis misalnya dalam melukis sebuah mahakarya, tidak dapat dibatasi oleh waktu dalam menyelesaikannya, melainkan hanya tenggat waktu maksimum penyelesaian karya yang bisa disebutkan. Seperti juga seorang seniman, oleh karena itu seorang anak otak kanan yang mengerjakan tugas tanpa batas waktu akan mampu menyelesaikannya dengan baik, bahkan terkadang lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan.

Berdasarkan penelitian, anak yang cenderung berotak kanan adalah anak yang otak belahan kanannya lebih dominan dalam berpikir ketimbang belahan otak kirinya. Dan Roger Sperry seorang peneliti otak menemukan bahwa otak manusia bagian berpikir tingkat tinggi terbagi kedalam 2 belahan yakni belahan kiri dan belahan kanan sesuai letak posisi tangan kita. Masing-masing orang memiliki kecenderungan dominan yang berbeda dalam berpikir. Dari kedua belahan tersebut ada anak yang lebih dominan menggunakan otak kanan, ada yang seimbang tapi ada juga yang lebih dominan otak kiri.

Jika anda tidak percaya bahwa otak memiliki kecenderungan dominan bereaksi, mari kita lakukan test bersama, begini caranya... coba angkat kedua tangan anda.... kemudian goyang-goyangkan dan lemaskan jemari-jemari tangan anda...., lalu kemudian pertemukan jemari tangan kanan dengan jemari tangan kiri sehingga persis dalam posisi orang yang hendak berdoa atau memohon. Nah setelah jemari anda saling menggenggam coba lihat posisi ibu jari yang berada paling atas....apakah ibu jari tangan kiri atau ibu jari tangan kanan...? Jika ibu jari kiri yang di atas maka anda adalah dominan otak kiri dan sebaliknya.

Lalu lakukan test ini pada orang lain baik keluarga, anak-anak atau teman-teman kita, lakukan hal yang sama...., perhatikan apakah hasilnya sama pada setiap orang... Jika tidak itulah cara sederhana untuk membuktikan bahwa otak kita memiliki kecederungan yang berbeda dalam berpikir.

Anak yang dominan otak kanannya cenderung memiliki kemampuan kreatifitas yang sangat tinggi, dan biasanya bekerja berdasarkan insting dan inspirasi. Hal inilah yang menyebabkan seorang anak otak kanan sulit sekali dengan target-target waktu yang ketat.

Jadi saya jelaskan pada ibu ini, bahwa gejala ini sebenarnya sangat lumrah pada anak yang cenderung dominan otak kanannya. Mengapa anak otak kanan sering tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikannya dengan batas waktu yang ketat, karena pikirannya bekerja berdasarkan inspirasi, imaginasi dan seni. Oleh karena itu jika kita ingin seorang anak otak kanan mampu menyelesaikan sesuatu maka jangan berikan target waktu, tapi berikanlah ketenangan dan kebebasan untuk menyelesaikannya. maka ia bisa lebih cepat selesai.

Orang-orang yang saat ini berprofesi di bidang-bidang yang mengandalkan kreatifitas sebagian besar masih memiliki ciri-ciri seperti ini, ya ciri-ciri yang dibawanya sejak kecil sebagai anak yang dominan menggunakan otak kanannya.

Dan setelah mendengarkan penjelasan tersebut si ibu ini nampak menjadi jauh lebih tenang dan mengangguk-anggukan kepalanya. Semoga saja ini pertanda positif bagi orang tua ini juga bagi anaknya.

PERHATIKAN JUGA CIRI-CIRI BERIKUT INI

Ciri-ciri umum anak dominan otak kanan:
1. Terlambat bicara dibandingkan anak seusianya
2. Sulit Membaca terutama membaca bersuara
3. Lebih suka ujian Lisan dari pada ujian tertulis
4. Tidak bisa diberi tugas yang dibatasi oleh waktu (cepat panik dan tidak selesai).
5. Kurang suka mengerjakan tugas-tugas yang diperintah melainkan memilih sendiri apa yang ingin dikerjakannya.
6. Sulit mengeja suku kata
7. Sulit mengerjakan soal-soal matematika logika/rumus-rumus terkadang lebih mudah soal cerita atau perlu dengan asosiasi atau contoh-contoh nyata.
8. Sering memandang ke atas dan terlihat seperti melamun (Terbengong/day dreaming)
9. Pada saat berpikir bola matanya bergerak-gerak
10. Kurang suka mencatat (karena proses mencatat menghambat proses visualisasi)
11. Sering membaca terbalik-balik
12. Sulit membedakan huruf d dan b
13. Cenderung lebih suka membuat gambar-gambar.
14. Sering membaca melompat dan beberapa kata tertinggal atau terlompati
15. Bisa membaca dari belakang atau dengan urutan terbalik
16. Jika berbicara tidak runtut dan sistematis
17. Sulit mengungkapkan keinginannya dalam bentuk kata/kalimat
18. Cenderung sensitif dan sangat emosional
19. Sering bicara tidak nyambung dengan pertanyaan
20. Cepat hafal tempat/lokasi dan rute perjalanan
21. Kadang suka berkhayal dan menceritakan fantasinya
22. Konsentrasi rendah pada pekerjaan yang kurang disukainya
23. Konsentrasi tinggi dan lama pada hal-hal yang menarik minatnya.
24. Lebih suka benda/buku yang berwarna-warni

Cara Bekerja otak kanan:
1. Kreatif --> ingin mengetahui hal-hal baru dan menemukan cara-cara baru yang tidak konvensional, melihat alternatif solusi dari berbagai permasalahan.

2. Spasial Tiga Dimensi, mampu melihat dan membayangkan sesuatu secara tiga dimensi; bisa melihat dari kanan ke kiri, atas ke bawah dan sebaliknya. serta membolak balik huruf, angka dan gambar.

3. Memori Fotografi, mampu merekam informasi dalam bentuk gambar-gambar baik dalam bentuk diam atau seperti film yang bergerak. Memiliki papan layar di otaknya.

4. Art --> melihat sebuah pekerjaan sebagai proses seni yang mengandalkan rasa dan estetika yang sering kali tidak bisa dibatasi oleh waktu dan bekerja berdasarkan inspirasi dan mood.

5. Deduktif --> terlebih dahulu harus melihat gambaran besarnya atau hasil akhirnya baru bergerak menyusun langkah demi langkah dan tahapan prosesnya.

6. Random --> Menyusun dan mengolah informasi secara acak, sehingga penyampaian informasinyapun cenderung tidak sistematis.

7. Visual --> Bekerja dalam bentuk gambar; sering kali sulit menuangkan ide gambarnya tersebut kedalam kalimat atau kata-kata yang dipahami.

8. Global --> Lebih menyukai gambaran umum dan kurang menyukai hal-hal detail.

9. Mind Mapping --> Lebih suka dan gampang menulis dalam bentuk pola gambar seperti peta.

10. Model Estetika --> Menilai sesuatu berdasarkan cita rasa dan estetik seni bukan fungsi dan kegunaan.

11. Moody --> Kemampuan berpikir dan bekerja yang sangat dipengaruhi oleh Emosional dan perasaan.

12. Spontan --> Melakukan hal atau sesuatu secara spontan berdasarkan dorongan emosional sesaat. Sering melakukan tindakan dan mengambil keputusan diluar rencana

13. Picky Job --> Hanya mau mengerjakan hal-hal yang menarik perhatiannya. Tidak mudah di suruh/diperintah.

14. Un limited time --> Jika sudah asyik terhadap satu bidang lupa waktu.

15. Konklusif --> Menarik kesimpulan umum dari kepingan-kepingan informasi.

16. Eksekusi 2 langkah --> Merekam informasi baru memaknainya.

17. Inspirational --> bekerja berdasarkan datangnya inspirasi bersifat dadakan dan tidak terencana.

Perbandingan Kerja Otak Kiri dan Kanan:
a. Simbol vs Gambar
b. Runtut/Sekuen vs Acak/Random
c. Logika vs Kreatif/Seni
d. Detail ke Global vs Global ke detail.
e. Setahap demi setahap vs Langsung
f. Proses then memori vs memori then proses
g. Duplikasi vs imaginasi
h. Teratur vs acak dan melompat-lompat
i. Analisis mengurai vs Analisis Kesimpulan
j. Tenggat Waktu vs Bebas Waktu
k. Rencana vs Inspirasi
l. Objek Hitam Putih vs Objek yang berwarna warni
2. Perbedaan Kombinasi Kontinum Otak dan Indera dominan
a. Otak Kiri dengan sensori Visual --> Cenderung Diam, Tegas, Berpikir Runtut, Logika bagus
b. Otak Kiri Auditori --> Cenderung Bicara, Suka berdebat, Logika bagus, cepat menghafal
c. Otak Kiri Kinestetik --> Cenderung diam, Lincah bergerak, Berpikir runtut, logika bagus
d. Otak Kanan Visual --> Suka menghayal, kuat mengingat, cenderung diam, sulit mengeja, suka menggambar, kurang suka mencatat.
e. Otak Kanan Auditori --> Suka bicara, Bicara acak, Bicara khayalan, suka berhandai-handai..., sulit mengeja tapi suka bicara,
f. Otak Kanan Kinestetik --> Cenderung diam, terus bergerak, bergerak tak beraturan, sering melakukan hal-hal yang penuh resiko, pandai membuat sesuatu karya tangannya

Membantu Anak Otak Kanan belajar:
1. Temukan minatnya dan mulai mengajari apapun melalui hal yang menarik minatnya. Jika ia suka mobil bicaralah mulai dari mobil dsbnya.

2. Jika ia ingin belajar sambil bergerak-gerak maka ijinkanlah ia malakukan itu

3. Jelaskan untuk apa kita harus mempelajari sesuatu agar dia bisa melihat gambaran besar dan tujuan akhirnya.

4. Gunakan alat peraga dan contoh-contoh ilustrasi untuk mengambarkan apa yang sedang anda jelaskan misalnya konsep tambah, kurang dan bagi.

5. Latihlah kecepatan untuk Visualisasi dan kemampuan merekam gambar .
a. Latihan tahap dasar visualisasi; misalnya membayangkan sebuah aktivitas yang dilakukan seperti; berangkat ke sekolah, mengerjakan sesuatu dirumah dsb, persis seperti proses hipnoteraphy. Bayangkan kamu sekarang malangkah menuju lemari es, bayangkan sekarang kamu buka, tolong ambilkan mama jeruk dan susu, kemudian tuangkan susunya kedalam gelas, bawa gelas berisi susu dan jeruk itu ke kamar mama. Jika anak anda sudah bisa mengulangi prosesnya secara runtut artinya dia sudah mulai terlatih kemampuan visualisasinya.

b. Latihan tahap lanjutan visualisasi mengingat gambar; Minta dia melihat gambar dan anda sebutkan namanya; minta ia memejamkan mata; tanya apakah gambar itu sudah muncul di bayangan pikirannya.

c. Latihan Lanjutan Visualisasi mengingat Angka dan urutannya, Latihan ini dimulai dengan mengingat angka 1 s/d 10 satu demi satu, perlihatkan gambar angka 1 s/d 10 satu persatu, kemudian setelah ia berhasil mengingatnya minta anak anda untuk mengurutkan dari depan kebelakang, setelah itu minta ia mengurutkannya dari 10 ke 1, jika berhasil maka dia sudah mulai terlatih untuk menggunakan kemampuan unggulnya.

d. Latihan Lanjutan Visualisasi mengingat Huruf dan urutannya, Latihan ini dimulai dengan pengenalan huruf satu demi satu; dengan metode mata terpejam, apabila ini sudah terekam maka mintalah anak anda untuk mengurutkan 10 huruf pertama dari depan dan dari belakang. Terus berlanjut.

Web Ayah Edy: www.ayahkita.com
Download Gratis Talkshow Ayah Edy : www.ayahedy.tk
Download Gratis Talkshow Ayah Edy : www.ayahedyguru.tk

Artikel di ambil dari web Ayah Edy http://ayahkita.blogspot.com/2009/06/mungkin-anak-kita-bukan-bodoh-atau.html

Thursday, February 19, 2015

Kenali Anak Disleksia Sejak Dini

Deteksi anak alami disleksia sejak dini, agar anak tidak menjadi frustasi kala menerima bahan pelajaran di sekolahnya.

Sayangnya, kelebihan dari anak disleksia seringkali terpendam. Justru nyata terlihat adalah kesulitannya. Hal ini akibat ketidakmengertian orang tua dan guru terhadap gangguan yang dialami anak tersebut. Anak menjadi frustrasi dan lelah terhadap dirinya sendiri, sehingga prestasi menurun, malas sekolah dan puncaknya mogok sekolah, yang sering terjadi pada saat anak naik kelas 3 atau 4 SD.

Mengapa begitu? Karena pada kelas 3 dan 4 itu pelajaran makin sulit dan kompleks, serta 50 persen tanggung jawab belajar kepada anak sendiri.  Pada waktu TK dan di awal sekolah dasar, ia bisa survive berkat kecerdasan di atas rata-rata anak serta mengandalkan memori. Ia sebetulnya tak benar-benar mengerti bacaan atau pelajaran yang tertulis. Tapi, dia belajar dari apa yang ia dengar saat temannya membaca atau sewaktu gurunya menerangkan pelajaran. Keunikan lain, mereka juga mengenal pola. Sehingga mereka bisa main tebak-tebakan, jika cerita A maka jawabannya akan B.

Masalahnya, ketika bahan pelajaran makin banyak dan sulit, otaknya akan overloaded, tak bisa menampung lagi. Sementara, di sisi lain guru dan orang tuanya --yang tak tahu kesulitannya — terus mendorongnya belajar giat akibat prestasi menurun itu. Ia pun frustrasi dan mogok sekolah. Bagaimana tidak menjadi frustrasi? Karena anak ini merasa sudah berusaha keras, tapi gagal terus dalam nilainya. Sebagai anak yang dengan IQ normal, mereka juga mengerti bahwa nilai jelek itu identik dengan bodoh.

Karena itu,  anak dengan disleksia dan gangguan belajar  harus ditangani sejak dini. Beberapa tanda sejak usia batita sudah dapat mendeteksi. Meski untuk penegakan ia benar-benar menderita gangguan belajar itu paling cepat setelah TK B. “Di bawah usia itu psikolog dan ahli lainnya belum dapat jatuhkan ‘vonis’, sebab ada kemungkinan ia mengalami keterlambatan perkembangan atau development disorder. Walau demikian, untuk penanganannya jangan ditunda. Begitu orang tua melihat ada perkembangan yang berbeda dari anaknya dibandingkan anak lainnya, harusnya sudah mengusahakan perbaikan untuk kondisi itu. Meski anak nantinya bukan disleksia, toh kondisi itu harus diperbaiki juga,” saran Annelia Sari Sani, psikolog anak dari Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita.

Salam
Bunda Zilah

Gejala Anak Disleksia di Usia Sekolah

Anak yang terdeteksi mengalami gangguan belajar disleksia di usia prasekolah masih berlanjut hingga usia sekolah. Berikut ciri-cirinya ketika anak di usia sekolah:

• Mengalami kesulitan membaca atau tingkat membaca tidak seperti tingkat anak seusianya
• Dapat membaca tapi sulit mengeja kata-kata sulit, membaca dengan beberapa huruf/kata dibaca terbalik, atau membaca dengan satu atau beberapa huruf/kata tidak terbaca. Ia pun tidak perhatikan tanda-tanda baca seperti titik dan koma.
• Bingung dengan konsep waktu dan mengingat urutan, misalnya urutan hari dan bulan. 
• Tidak mengalami kesulitan dalam bicara, tapi terkadang salah memilih terminologi atau pengungkapan kata yang tepat. Misalnya, dalam menyebut “Laut itu airnya tebal”. Padahal yang dimaksud adalah airnya dalam.
• Lambat menulis, tulisan acak-acakan, atau penulisan  beberapa huruf dan angka  terbalik. Seperti antara huruf b dan d, p dan q, atau w dan m. B
• Sulit konsentrasi sehingga menjadi hiperaktif , atau ada pula mengalami demam bengong, seperti tiba-tiba berdiri atau berjalan tanpa tahu sebab ia melakukannya.
• Kesulitan koordinasi gerak dan keseimbangan

Salam
Bunda Zilah

Deteksi Anak Disleksia di Usia Prasekolah

Deteksi anak prasekolah yang mengalami gangguan belajar disleksia dengan ciri- ciri berikut ini:

- Kosa kata lambat berkembang
- Tak mahir cuma memakai satu tangan, dan bingung atau sering tertukar kanan dan kiri. Kesulitan ini termasuk menentukan arah kanan dan kiri dan menentukan orang yang berhadapan dengannya itu ada di posisi kanan atau kiri.
- Akibat gangguan proses pengindraaan, mereka juga akan kesulitan seperti koordinasi gerak untuk mengikat tali sepatu dan  mengancingkan baju. Ia pun kesulitan dalam kendali/ refleks gerak serta menjaga keseimbangan, sehingga jalan  tergesa-gesa atau tersandung dengan kakinya sendiri.
- Sulit konsenstrasi karena mungkin tak tahan dengan suara bising atau keras. Ini terjadi bagi disleksia yang hipersensitif pendengaran.
- Jika mulai belajar calistung (baca-tulis-hitung), ia akan kesulitan mengenali huruf dan kesulitan mengenali bunyi huruf
- Senang dibacakan cerita, tapi tak senang atau tak tertarik membaca

Deteksi Anak Disleksia

Disleksia adalah jenis gangguan belajar yang biasanya muncul dalam bentuk kesulitan membaca dan menulis. Tapi meski begitu, disleksia biasanya tidak mempengaruhi kemampuan lain seperti kecerdasan, kemampuan menganalisis, serta daya sensorik pada indera perasa.
Meski ada kondisi disleksia yang disebabkan oleh trauma pada kepala, sebagian besar kasus disleksia merupakan kondisi yang diwariskan secara genetis.

Kata Laura Bailet, Ph.D, pakar neurologi dari Florida, Amerika, ”Ketrampilan membaca itu pada dasarnya mirip dengan naik sepeda, kita harus melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan. Dengan rajin berlatih, seorang pembaca pemula akan bisa membaca secara otomatis, sehingga energi mentalnya bisa digunakan untuk mengingat dan memahami materi yang mereka baca. Nah, kondisi disleksia menyebabkan seseorang sulit menghubungkan antara bunyi dengan bentuk huruf. Jadi, jangankan mengerti isi tulisan, untuk membaca saja mereka sulit,” kata Bailet.

Menurut penelitian, disleksia terjadi karena ada masalah dalam pemrosesan informasi di dalam otak seseorang, terutama di dalam bagian otak yang mengatur kemampuan berbahasa. Karena alasan inilah, kegiatan membaca tidak bisa dilakukan secara otomatis sehingga membutuhkan ekstra usaha untuk bisa merangkaikan huruf menjadi kata, apalagi menjadi kalimat. Berikut ini adalah beberapa gejala disleksia yang paling sering muncul:

- Kesulitan melafalkan kata-kata yang agak panjang.

- Kesulitan mempelajari urutan alfabet, urutan nama hari dalam seminggu, juga dalam mengenali warna, bentuk, dan angka.

- Kesulitan membagi suku kata (misalnya, se-pa-tu untuk sepatu).

- Kesulitan menulis. Selain seringkali salah mengeja, tulisan tangan pengidap disleksia juga biasanya menulis terbalik dari kanan ke kiri—seperti ketika kita membaca tulisan melalui cermin.

Salam
Bunda Zilah

Anak Disleksia Percaya Diri di Kelas

Bentuk dukungan orang tua terhadap anak yang mengalami gangguan belajar disleksia juga bisa dengan cara bekerja sama dengan guru.

Kerja sama ini dapat membangun rasa percaya diri anak disleksia, misalnya.

1.    Anak duduk di barisan paling depan di kelas
2.    Saat anak diberikan tugas, terutama jika tugas itu memakai instruksi panjang, guru memastikan anak tidak tertinggal dan tidak salah dalam menulis.
3.    Toleransi waktu pada anak disleksia saat menyalin soal di papan tulis. Lebih baik lagi, jika anak diberikan soal tertulis.

Guru adalah ‘orang tua’ anak di sekolah dan anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah.

Salam
Bunda Zilah

Terapi Anak Disleksia

Penyebab terjadi kesalahan fungsi saraf pada anak disleksia dan gangguan belajar hingga kini masih menjadi misteri. Anak disleksia pun belum bisa dikatakan mengalami keabnormalan, tapi yang jelas mereka berbeda dengan anak lainnya dalam hal belajar. Itu sebabnya, mereka juga dimasukkan dalam kategori anak berkebutuhan khusus (ABK). Untuk Ayah dan Bunda bisa mengatasi Anak dengan disleksia, dengan terapi ini ;

a. Terapi integrasi sensori, karena disleksia dan LO itu mengalami gangguan memproses sensori atau penginderaaan. Terapi ini menjadi pondasi untuk membantu si kecil memperbaiki masalah integrasi sensori. Anak Anda akan dijelaskan tentang kesulitan yang dialaminya, selanjutnya membangun strategi untuk mengatasinya.

Misalnya, dia terganggu dengan suara yang berisik karena hipersensitif dari pendengarannnya, maka ajarkan cara mengatasi yang sesuai dengan dirinya. Strategi atau cara itu harus bisa diaplikasi si kecil untuk kehidupannya agar melekat dan jadi bagian dirinya.

b. Terapi orthopaedagogy. Sering kali orang mengartikan terapi ini sebagai terapi remedial atau pengulangan. Padahal terapi  ini untuk memperbaiki kemampuan dasar belajar. Ada 12 sikap belajar yang perlu anak kembangkan, yakni konsentrasi, ketelitian, tempo kerja/belajar, percaya diri, kemandirian, respons instruksi, respons pertanyaan, kooperatif, komunikatif, daya memori, daya juang dan pemecahan masalah

Disleksia, membuat si Jenius tak bisa membaca

Bunda pasti tahu Thomas Alva Edison, ilmuwan jenius penemu bola lampu listrik. Namun tidak banyak yang tahu bahwa beliau pernah dianggap sebagai anak bodoh di sekolah karena kesulitannya dalam membaca dan berhitung. Ia diduga mengidap disleksia.

Disleksia adalah gangguan  kemampuan membaca, yaitu kemampuan membaca anak berada di bawah kemampuan seharusnya, dengan mempertimbangkan tingkat inteligensi, usia dan pendidikannya.
Pada kasus Thomas Alva Edison, kemampuan menulis yang seharusnya sudah dikuasai di usia sekolah dasar, baru dikuasainya di usia sembilan belas tahun.

Disleksia bukan bentuk dari ketidakmampuan fisik, seperti masalah penglihatan, tetapi mengarah pada bagaimana otak mengolah dan memproses informasi yang sedang dibaca anak tersebut.

Kesulitan ini biasanya baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia sekolah untuk beberapa waktu. Anna Surti Ariani, Psi, psikolog anak dan keluarga menjelaskan  bahwa disleksia disebab-kan gangguan di dalam sistem saraf pusat otak (gangguan neurobiologis) yang dapat menimbulkan gangguan perkembangan seperti gangguan perkembangan bicara, membaca, menulis, pemahaman, dan berhitung.

Dapatkah disleksia terjadi pada anak kesayangan Bunda? jawabnya mungkin saja, mengingat penyebab dari disleksia belum diketahui dengan pasti. Beberapa yang diduga menjadi penyebabnya adalah faktor genetik, luka pada otak (brain injury), adanya biokimia yang hilang yang berkaitan dengan kerja sistem syaraf pusat, biokimia yang diberikan pada anak seperti zat pewarna, pencemaran lingkungan seperti timah hitam, dan pengaruh psikologis serta sosial seperti latar belakang keluarga dan ekonomi.

Namun, Bunda dapat mendeteksi disleksia sejak dini sehingga dapat melakukan tindakan yang diperlukan untuk membantu si kecil sejak dini.

Sebagian besar orang tua baru menyadari persoalan gangguan belajar saat anak disekolah   dasar, dengan membandingkan kemampuan si kecil dengan siswa sebaya yang lain. Padahal ada tanda-tanda yang dapat Bunda tangkap sejak masa pra sekolah diantaranya:

1. Suka mencampur adukkan kata-kata dan frasa
2. Kesulitan mempelajari rima (pengulangan bunyi) dan ritme (irama)
3. Sulit mengingat nama atau sebuah obyek
4. Perkembangan kemampuan berbahasa yang terlambat
5. Senang dibacakan buku, tapi tak tertarik pada huruf  atau kata-kata
6. Sulit untuk berpakaian
   

Sedangkan tanda-tanda yang dapat ditangkap saat usia sekolah dasar adalah:
1. Kesulitan dalam mengurutkan huruf-huruf dalam kata.
2. Kesulitan merangkai huruf-huruf dan kadang ada huruf yang hilang.
3. Sulit membedakan huruf. Anak bingung menghadapi huruf yang mempunyai kemiripan bentuk seperti  b - d, u - n, m - n.
4. Sulit mengeja kata atau suku kata dengan benar. Misalnya, sulit membedakan huruf-huruf pada kata ’soto’ dan ’sate’.
5. Membaca satu kata dengan benar di satu halaman, tapi salah di halaman lainnya.
6. Kesulitan memahami apa yang dibaca.
7. Sering terbalik dalam menuliskan atau mengucapkan kata. Misalnya, ’hal’ menjadi ’lah.
8. Terdapat jarak pada huruf-huruf dalam rangkaian kata. Tulisannya tidak stabil, kadang naik, kadang turun.

Jika ternyata Bunda menemukan tanda-tanda tersebut segera bawa si kecil ke psikolog untuk mendapatkan pemeriksaan dan terapi yang dibutuhkan jika si kecil benar-benar mengalami disleksia.
Namun, jangan berkecil hati dan menganggap si kecil sebagai anak bodoh yang akan sulit untuk sukses. Karena kenyataannya si kecil tidak sendirian, ada Thomas Alva Edison, Eisntein, Leonardo da Vinci, hingga Tom Cruise yang notabene adalah orang-orang sukses yang besar bersama learning difficulties seperti disleksia.

Yang perlu diberikan oleh orang tua adalah terus membangun kepercayaan diri si kecil serta tidak fokus pada kelemahannya namun berupaya mengembangkan potensinya yang lain.

Beberapa kegiatan  orang tua yang dapat membantu terapi bagi anak dengan disleksia adalah membacakan buku dan membantu saat si kecil hendak membaca sendiri, belajar bersama dan bantu ia mengerjakan tugas-tugas dari sekolah, dan pastikan suasana belajar menyenangkan. Yakinlah, dengan sentuhan yang penuh kasih dari Bunda, penemuan  seinovatif bola lampu pada jamannya dapat lahir dari tangan buah hati Bunda.

Salam
Bunda Zilah